PERTUMBUHAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN
KELOMPOK
A. PERTUMBUHAN
INDIVIDU
Manusia merupakan makhluk individu.
Manusia disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya
dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum.Ini berarti bahwa individu
adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas
didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola
tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta
langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan
melalui proses yang panjang.
Setiap individu pasti akan mengalami
pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang
sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan
keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat
dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti
menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi
dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam
lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu
juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Dengan adanya naluri yang dimiliki
suatu individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka
secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya
apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di
dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka
ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam
kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin
yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan
mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin,
begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup
keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang
religius.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1. Faktor
Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti
memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal
ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan
perilaku.Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap
individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor
Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan
membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar
individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap individu
yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya
hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang
tidak baik pula.
3. Faktor
Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebudayaan dapat mempengaruhi
kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam
masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang
sama juga.
Dari semua faktor-faktor di atas dan
pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan
memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka
terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
B. FUNGSI KELUARGA
ATAU KELOMPOK
Keluarga adalah susunan orang-orang yang
disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi.Pertalian antara
suami dan istri adalah perkawinan dan hubungan antara orang tua dan anak
biasanya adalah darah atau kadangkala adopsi dan unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga merupakan kesatuan dari
orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan
peranan-peranan sosial bagi suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan putri,
saudara laki-laki dan saudara perempuan.Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh
masyarakat, tetapi masing-masing keluarga diperkuat melalui sentimen-sentimen
yang sebagian merupakan tradisi dan sebagian lagi emosional yang menghasilkan
pengalaman.
C. HUBUNGAN
ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Perkembangan manusia sebagai makhuk
individu yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan
perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia
merupakan keseluruhan jiwa raga yang mempunyai ciri-ciri khas
tersendiri.Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun
diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih
maju, lebih dewasa.Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai
pertumbuhan.
Menurut para ahli yang menganut aliran
asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi.
Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada
lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini
terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu
pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang
secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman melalui
pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenal
keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt
pertumbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok
adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian
dari keselurhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi
menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul
bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses
perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula
mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari
lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan
menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan
dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap
disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan:
1) Pendirian
Nativistik, menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan
itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir.
2) Pendirian
Empiristik dan environmentalistik, pendirian ini berlawanan dengan pendapat
nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung
pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
3) Pendirian
konvergensi dan interaksionisme, aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara
dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Dalam pertumbuhkembangan suatu individu tak
dapat terlepas dari peranan keluarga dalam membentuk pertahanan terhadap
serangan penyakit sosial sejak dini.Orang tua yang sibuk dengan kegiatannya
sendiri tanpa mempedulikan bagaimana perkembangan anak-anaknya merupakan awal
dari rapuhnya pertahanan anak terhadap serangan penyakit sosial.
Sering kali orang tua hanya cenderung
memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan
bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang
untuk memenuhi kebutuhan anaknya.Alasan tersebut sangat rasional dan tidak
salah, namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi juga
nonmateri.Kebutuhan nonmateri yang diperlukan anak dari orang tua seperti
perhatian secara langsung, kasih sayang, dan menjadi teman sekaligus sandaran
anak untuk menumpahkan perasaannya.
Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan
keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang menjadi
penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam
keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan
masyarakat.Misalnya, seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak
harmonis.
Kasih sayang dan perhatian anak tersebut
cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, ia akan mencari
bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada hal-hal yang
menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengonsumsi minuman keras dan
narkoba, dan lain-lain. Ia merasa jika masuk menjadi anggota genk, ia akan
diakui, dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian tersebut tidak
ia dapatkan dari keluarganya. Oleh karena itu, sangatlah dibutuhkan suatu
keluarga yang harmonis oleh suatu individu dalam perkembangannya.
Kemudian definisi dari kata keluarga itu
sendiri adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan
darah.Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki
hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara
individu tersebut.Keluarga merupakan tempat pertama dalam pembentukan karakter
dari perilaku suatu individu dalam perkembangannya sebagi makhluk sosial.
Selain keluarga, perilaku masyarakat
disekitarnya pun turut berperan dalam menentukan pola perkembangan suatu
individu.Masyarakat sendiri berarti suatu istilah yang digunakan untuk
menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama.Boleh juga dikatakan
masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara berbagai individu. Dari
segi pelaksanaan, ia bermaksud sesuatu yang dibuat atau tidak
dibuat oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama
dalam pengkajian sains sosial.
a) Keluarga
Inti ( Nuclear Family ) : Unit keluarga yang terdiri dari
suami, isteri, dan anak-anak mereka yang kadang-kadang disebut juga sebagai “conjugal” family.
b) Keluarga
Besar ( extended family ) : Keluarga terdiri dari suami,
istri, dan anak-anak kandung, juga sanak saudara lainnya, baik menurut garis
vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek, mantu, cucu, cicit), maupun menurut garis
horizontal (kakak, adik, ipar) yang berasal dari pihak suami atau pihak istri.
c) Tipe
– Tipe Keluarga
Besar
1) Patrilineal:
keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2) Matrilineal
keluarga: sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal:
sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4) Patrilokal:
sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5) Keluarga
kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
d) Fungsi
Keluarga: Suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di
dalam atau oleh keluarga itu.
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan
keluarga:
1) Fungsi
Biologis
· Untuk
meneruskan keturunan.
· Memelihara dan
membesarkan anak.
· Memenuhi
kebutuhan gizi keluarga.
· Memelihara dan
merawat anggota keluarga.
2) Fungsi
Psikologis
· Memberikan
kasih sayang dan rasa aman.
· Memberikan
perhatian diantara anggota keluarga.
· Membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
· Memberikan
Identitas anggota keluarga.
3) Fungsi
Sosialisasi
· Membina
sosialisasi pada anak.
· Membentuk
norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
· Meneruskan
nilai-nilai budaya keluarga.
4) Fungsi
Ekonomi
· Mencari
sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
· Pengaturan
penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
· Menabung untuk
memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan
anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
5) Fungsi
Pendidikan
· Menyekolahkan
anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku
anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
· Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
· Mendidik anak
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
6) Fungsi
Perlindungan
· Melindungi
anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa
terlindung dan merasa aman.
7) Fungsi
Religius
· Memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga
untuk meyakinkan bahwa ada kehidupan lain setelah dunia ini.
8) Fungsi
Rekreatif
· Bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan
di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dsb.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya
masyarakat dapat digolongkan menjadi:
1. Masyarakat sederhana: Dalam
lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung
dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin,
nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan
fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam
yagn buas saat itu.
2. Masyarakat
Maju: Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal
dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Kemudian dalam perkembangannya masyarakat
dapat pula digolongkan menjadi masyarakat non industri dan masyarakat industri.
a. Masyarakat
non industri, terbagi menjadi dua kelompok:
· Kelompok
Primer: Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif,
lebih erat, lebih akrab. Biasa disebut juga dengan kelompok “face to face
group”, sebab para
anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal
lebih dekat, lebih akrab.
· Kelompok
sekunder: Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak
langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh sebab itu, sifat
interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok diluar atas
dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
b. Masyarakat
industri
Masyarakat yang pembagian kerjanya
bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin
tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara
kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan.Otonomi sejenis,
juga menjadi ciri dari bagian masyarakat industri.Otonomi sejenis dapat
diartikan dengan kepandaian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri,
sampai pada batas-batas tertentu. Contoh-contohnya: tukang sepeda, tukang
sandal, tukang bubur, dsb.
Manusia sebagai makhluk individu dalam arti
tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan raganya, dalam proses perkembangannya
perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohaninya. Sebagai makhluk
sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara
yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di
tengah-tengah masyarakat. Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan
adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang
pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu
menjadi seorang yang berpribadi.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan
masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu,
oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang
berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada,
sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu
mengendalikan diri dan melakukan hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat
yang cukup majemuk. Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi
yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan
untuk mencapai tujuan bersama.
Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat
dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat
terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi
tersebut.Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada
suatu konteksbudaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu
menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan
gejala-gejalanya.
Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah
aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah ada
keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain
untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan
keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan
aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tak dapat
dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari
keluarga dan masyarakat disekitarnya.Keluarga sebagai lingkungan pertama
seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu
individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi seorang individu dalam
menyampaikan ekspresinya secara lebih luas.Sehingga dapat menjadi suatu tolak
ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu masyarakat tersebut.
Jenis-Jenis Kelompok
Jenis-jenis kelompok dapat dibedakan
berdasarkan klasifikasi.Sejalan dengan penelitian yang dilakukan dalam
lingkungan organisasi atau perusahaan, maka ada jenis kelompok formal dan
kelompok tidak formal.Kelompok formal adalah sub unit sah dari organisasi yang
telah ditetapkan anggaran dasar organisasi atau oleh suatu ketetapan manajemen.
Jadi kelompok ini sengaja dibentuk untuk memenuhi tugas yang nyata guna
mendukung keseluruhan tugas organisasi.Kelompok informal adalah kelompok yang
muncul sebagai upaya pemenuhan kebutuhan inividu dengan mengembangkan tata
hubungan dengan anggota lain dalam organisasi.
Kelompok informal hanya dapat terbentuk
apabila lokasi fisik anggota-anggotanya, sifat pekerjaan, dan jadwal kerja
memungkinkan untuk terbentuknya kelompok.Oleh karena itu, kelompok informal
muncul dari kombinasi antara fakor-faktor formal dan kebutuhan manusia sebagai
anggota-anggotanya.Fungsi-fungsi kelompok pada dasarnya fungsi kelompok dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu fungsi organisasi formal dan fungsi
kebutuhanindividual.Artinya suatu kelompok tertentu dapat memenuhi kebutuhan
fungsi organisasi formal dan kebutuhan pribadi.
Fungsi organisasi formal adalah aspek-aspek
kegiatan kelompok yang bertepatan dengan tugas pokok organisasi, antara lain :
1. Kelompok
dapat digunakan sebagai sarana untuk mengerjakan tugas-tugas yang kompleks yang
saling berkaitan dan terlalu sukar untuk dikerjakan oleh siapapun,dan tidak
mudah untuk dibagi-bagikan dalam tugas-tugas tersendiri.
2. Kelompok
dapat digunakan sebagai sarana untuk mencetuskan gagasan-gagasan baru atau
pemecahan masalah yang memerlukan kreativitas tertentu.
3. Kelompok
dapat menjadi penghubung penting atau menjadi koordinator beberapa bagian.
4. Kelompok
dapat berfungsi sebagai cara untuk memecahkan berbagai masalah yang memerlukan
pengolahan informasi yang sangat pelik.
5. Kelompok
dapat digunakan untuk memudahkan pelaksanaan keputusan yang rumit, dan kelompok
dapat digunakan sebagai wahana sosialisasi atau pelatihan satu sama lain.
Kelompok sebagai fungsi pemenuhan kebutuhan
individual didasarkan bahwa setiap individu memiliki beraneka macam kebutuhan,
dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan itu meliputi:
1. Kelompok
sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan persahabatan, dukungan, dan kasih
sayang.
2. Kelompok
sebagai sarana untuk mengembangkan, meningkatkan dan menegaskan rasa identitas
dan memelihara harga diri.
3. Kelompok
merupakan sarana untuk menguji kenyataan sosial, melalui diskusi dengan
kelompok lain, pengembangan perspektif dan konsensus bersama yang dapat
mengurangi keragu-raguan dalam lingkungan sosial.
4. Kelompok
dapat menghilangkan rasa kurang aman, cemas, dan tidak berdaya.
5. Bagi
para anggotanya kelompok merupakan mekanisme pemecahan masalah dan penyelesaian
tugas, terutama yang berkaitan dengan masalah pribadi masing-masing anggota.
D. URBANISASI
Perpindahan penduduk
dari desa ke kota. Persebaran penduduk yang tidak merata antara
desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung
dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak
hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu
masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu
kependudukan, definisi urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di
daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu
penyebab urbanisasi. Perpindahan dikategorikan 2 macam, yakni migrasi
penduduk dan mobilitas penduduk.Migrasi penduduk adalah perpindahan
penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota,
sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat
sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah
atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh
yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak
kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam
bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk
urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik.
· Faktor Penarik
Terjadinya Urbanisasi
1) Kehidupan
kota yang lebih modern
2) Sarana
dan prasarana kota lebih lengkap
3) Banyak
lapangan pekerjaan di kota
4) Pendidikan
sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
· Faktor
Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1) Lahan
pertanian semakin sempit
2) Merasa
tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3) Menganggur
karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4) Terbatasnya
sarana dan prasarana di desa
5) Diusir
dari desa asal
6) Memiliki
impian kuat menjadi orang kaya
· Keuntungan
Urbanisasi
1) Memoderenisasikan
warga desa
2) Menambah
pengetahuan warga desa
3) Menjalin
kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
4) Mengimbangi
masyarakat kota dengan masyarakat desa
· Akibat
urbanisasi
1) Terbentuknya suburb tempat-tempat
pemukiman baru dipinggiran kota
2) Makin
meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
3) Masalah
perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
4) Lingkungan
hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal
LAMPIRAN:
http://ekkydarmawan1.wordpress.com/2012/10/22/1-pertumbuhan-individu-2-fungsi-keluarga-3-individu-keluarga-dan-masyarakat-4-hubungan-antara-individu-keluarga-dan-masyarakat-5-urbanisasi/
http://ginadamar.wordpress.com/2012/10/23/tugas-ilmu-sosial-dasar-iii-pertumbuhan-individu/
KESIMPULAN :
Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementaran di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan
aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tak dapat
dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari
keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga
sebagai lingkungan pertama seorang individu memiliki peran paling besar
dalam pembentukan sikap suatu individu, sedang masyarakat merupakan
media sosialisasi seorang individu dalam menyampaikan ekspresinya secara
lebih luas. Dalam hal Urbanisasi untuk
mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa,
seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk
ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan
ekonomi, dan lain sebagainya